Author Archives: SMK N 1 KANOR

JAKSA MASUK SEKOLAH (JMS)

Category : Berita Terbaru

Program Jaksa Masuk Sekolah merupakan program Kejaksaan Agung RI dan jajaran korps Adhyaksa diseluruh wilayah Indonesia yang lahir berdasarkan Keputusan Jaksa Agung RI Nomor : 184/A/JA/11/2015 tanggal 18 Nopember 2015 tentang Kejaksaan RI mencanangkan program Jaksa Masuk Sekolah (JMS).

Pada hari Kamis, 17 November 2022 Cabang Kejaksaan Negeri Bojonegoro melaksanakan kegiatan Program Jaksa Masuk Sekolah (JMS) di SMk Negeri 1 Kanor, Kabupaten Bojonegoro

Program tersebut merupakan upaya inovasi dan komitemen Kejaksaan RI dalam meningkatkan kesadaran hukum kepada warga negara khususnya masyarakat yang statusnya sebagai pelajar. Program Jaksa Masuk Sekolah (JMS) ditujukan untuk siswa SMK hingga SMA untuk memperkaya khasanah pengetahuan siswa terhadap hukum dan perundang-undangan serta menciptakan generasi baru taat hukum untuk tujuan Kenali Hukum Jauhkan Hukuman.

Diharapkan dari kegiatan ini dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk memperluas wawasan para siswa dalam menambah pengetahuan, mengenalkan, dan menanamkan nilai-nilai kejujuran bagi siswa sebagai penerus generasi bangsa.


Teaching Factory

Category : Berita Terbaru

Profil

  1. Deskripsi Umum Teaching Factory

NamaUnitKerja:TeachingFactorysmkn1kanor
TanggalBerdiri:18Juli2018
alamatUnitKerja:Jl.Raya Desa sumberwangi Kec. Kanor

JenisKerja:TeachingFactory
Produk:BarangdanJasa

  1. Riwayat Unit Kerja

Teaching Factory merupakan perpaduan dari pada konsep pembelajaran berbasis kompetensi dan berbasis produksi (barang dan jasa) yang dibentuk pada tanggal 12 Agustus 2016

  1. Visi dan Misi Unit Kerja
  2. Visi

“Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi standar nasional dan berakhlak terpuji”

  1. Misi

“Menyelenggarakan diklat dengan prinsip kemampuan dan profesionalisme melalui optimalisasi kerja sama industri dalam rangka meningkatkan mutu serta daya saing lulusan”

 

  1. Jenis Usaha yang Dikelola

Teaching Factory SMK Negeri 1 Kanor bergerak di bidang barang dan jasa, yaitu penjualan barang dan jasa. Kami memilih usaha di bidang ini karena disesuaikan berdasarkan dengan paket keahlian yang ada di SMK Negeri 1 Kanor

  1. Kegiatan Pasar dan Pemasaran
  2. Lingkungan Usaha

Di SMK Negeri 1 Kanor jenis usaha dibidang barang dan jasa memiliki peluang yang sangat menjanjikan, karena barang dan jasa adalah kebutuhan primer manusia, ditambah lagi dengan banyaknya jumlah siswa/i SMK Negeri 1 Kanor. Oleh karena itu kami bertekad mengembangkan usaha barang dan jasa karena ditunjang dari banyaknya peluang dalam mengembangkan jenis usaha ini.

  1. Kondisi Pasar

Jika melihat kompetitor-kompetitor yang bergerak dibidang usaha yang sama, memang sudah cukup banyak. Tetapi, kami menyiasatinya dengan inovasi berbeda dari produk-produk yang sudah ada. Yaitu, dengan inovasi senyum, salam, sapa, sopan, santun, cepat, tepat, harga yang ekonomis, dan yang paling penting sehat dan higienis. Dengan ini, kami yakin produk yang kami miliki mampu bersaing dan laku dipasaran.

  1. Rencana Pemasaran

Dengan usaha barang dan jasa yang sudah memiliki pelanggan tetap, maka kami akan menambah pemasarannya dengan membuat brosur untuk mencari agen yang mau menjualnya, sehingga akan ada banyak yang membantu untuk mengembangkan usaha ini, ikut serta dalam suatu event-event (bazaar) yang diadakan dengan mendirikan stan.

III. Aspek Produksi

  1. Alokasi Usaha

Teaching Factory SMK Negeri 1 Kanor berlokasi di Jl. Ds. Sumberwangi Kec. Kanor Kabupaten Bojonegoro Dengan daerah pemasaran yaitu disekitar sekolah – sekolah terkemuka, dan warung-warung yang dekat dengan lokasi usaha tersebut.

  1. Proses Waktu Kegiatan Teaching Factory

Dalam melakukan pekerjaan dilakukan dengan rincian sebagai berikut:
Hari : Senin – Sabtu
Waktu : 07:00 – 16:00 WIB

  1. Latar Belakang Teaching Factory SMK Negeri 1 Kanor

Saat ini pendidikan kejuruan sedang dihadapkan pada pemasalahan yang serius yaitu belum terserapnya secara optimal lulusan sekolah menengah kejuruan oleh dunia usaha dan dunia industri. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 Bab 2 pasal 3 sudah diamanatkan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Merujuk pada fungsi pendidikan diatas, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin global. Demikian juga halnya dengan pendidikan di Cianjur yang masih perlu pembenahan. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pihak-pihak yang terlibat dalam proses pendidikan (Pemda, Orang Tua, Masyarakat dan Instansi Pendidikan / sekolah) harus berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus terprogram dan melalui jalur yang tepat agar yang dihasilkan benar – benar bermutu dan kompeten serta bisa bersaing dalam dunia global.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa SMK adalah lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai lembaga pencetak tenaga terampil dan kompeten dibidangnya harus bisa selaras dengan kebutuhan dunia industri untuk bisa bersaing. Oleh karena itu peningkatkan sumber daya manusia (skill / keahlian) harus menjadi prioritas utama dalam rangka meningkatkan kualitas lulusannya.

Rendahnya kualitas lulusan sekolah kejuruan di Cianjur dapat berakibat produktifitas tenaga kerja terampil di dunia industri semakin terpuruk. Kepercayaan dunia industri semakin berkurang sehingga lulusan yang terserap juga sedikit. Faktor-faktor penyebabnya adalah :

  1. Kurikulum yang terus berubah menyebabkan kondisi di lembaga pengelola pendidikan kejuruan semakin terbebani;
  2. Belum adanya sumber pembiayaan yang memadai sehingga kebutuhan proses pendidikan di sekolah tidak maksimal;
  3. Rekruitmen guru yang terkesan asal “jadi” dan syarat dengan muatan politis sehingga tidak sesuai dengan kompetensi /kualitas yang dibutuhkan;
  4. Kurangnya kepedulian baik pemda, guru, orang maupun masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.

Kondisi tersebut secara tidak langsung dapat berakibat lembaga pendidikan kejuruan tidak siap dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas. Seharusnya Sebagai lembaga pendidikan yang mendidik calon tenaga kerja, keunggulan yang dikembangkan oleh sekolah menengah kejuruan diutamakan pada keunggulan skill Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mencapai hal tersebut SMK harus memprioritaskan pengembangan sistem pendidikan yang berorientasi pada peningkatan tamatan yang benar-benar profesional, memiliki etos kerja, disiplin dan tetap menjunjung tinggi serta berakar pada budaya bangsa.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka pendidikan yang paling sesuai untuk meningkatkan hal tersebut adalah pendidikan yang berorentasi pada dunia industri dengan penekanan pada pendekatan pembelajaran dan didukung oleh kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri. Dunia industri yang merupakan sasaran dari proses dan hasil pembelajaran sekolah menengah kejuruan mempunyai karakter dan nuansa tersendiri. Oleh karena itu lembaga pendidikan kejuruan dalam proses pembelajaran harus bisa membuat pendekatan pembelajaraan yang tepat dan sesuai dengan keinginan dunia industri. Salah satu model pendidikan yang cocok adalah dengan menerapkan teaching factory dalam proses belajar di SMK.

Teaching Factory adalah suatu konsep pembelajaran dalam suasana sesungguhnya, sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri dan pengetahuan sekolah. Teknologi pembelajaran yang inovatif dan praktek produktif merupakan konsep metode pendidikan yang berorientasi pada manajemen pengelolaan siswa dalam pembelajaran agar selaras dengan kebutuhan dunia industri. (Brosur IGI, 2007).

Program Teaching Factory (TEFA) merupakan perpaduan pembelajaran yang sudah ada yaitu Competency Based Training (CBT) dan Production Based Training (PBT), dalam pengertiannya bahwa suatu proses keahlian atau keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan pasar/ konsumen.

Dalam pengertian sederhaa teaching factory adalah pembelajaran berorientasi bisnis dan produksi. Proses penerapan program teaching factory adalah dengan memadukan konsep bisnis dan pendidikan kejuruan sesuai dengan kompetensi keahlian yang relevan, misalnya : pada kompetensi multimedia melalui kegiatan produksi multimedia maka proses perekaman, editing dan finishing dikerjakan oleh peserta didik.

Sebagai perwujudan nyata/implementasi UU No. 20 tahun 2003 untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK di Cianjur maka sejak tahun 2016 SMKN 1 Kanor telah menerapkan konsep teaching factory dalam pembelajaran di sekolah. Untuk mendukung program ini, SMKN 1 Kanor bermitra dengan Kubota, Ratu Bakery serta Lily Bakery  sebagai mitra dalam menunjang keberhasilan Program Teaching Factory.

Program Teaching Factory merupakan langkah positif yang ditawarkan pihak SMKN 1 Kanor kepada siswa dan orang tua murid guna mengembangkan jiwa enterpreneur, dengan harapan tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK) mampu menjadi aset daerah dan bukan menjadi beban daerah Cianjur.

Teaching factory merupakan suatu konsep pembelajaran pada tingkat yang sesungguhnya, untuk itu ada beberapa elemen penting dalam teaching factory yang perlu dikembangkan yaitu :

1) Standar Kompetensi

Standar kompetensi yang digunakan dalam pelaksanaan teaching factory adalah kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia industri. Dengan pengajaran yang berbasis kompetensi pada industri diharapkan siswa siap menghadapi tuntutan kebutuhan dunia industri.

2) Peserta didik

Penggolongan peserta didik / siswa dalam proses teaching factory adalah berdasarkan kualitas akademis dan bakat/minat. Siswa dengan kualitas yang seimbang antara akademis dan ketrampilan bakat/minat memperoleh prosentase yang besar untuk masuk dalam program ini. Siswa yang kurang dalam dua hal tersebut direkomendasikan untuk mengambil bagian yang termudah.

3) Media belajar

Media pembelajaran yang digunakan dalam proses teaching factory menggunakan pekerjaan produksi sebagai media untuk proses pembelajaran. Pekerjaan Produksi dapat berupa industrial order atau standard products. Produk ini harus dipahami terlebih dahulu oleh instruktur sebagai media untuk pengembangan kompetensi melalui fungsi produk, dimensi, toleransi, dan waktu penyelesaian.

4) Perlengkapan dan Peralatan (Toolkit)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  1. Pemeliharaan perlengkapan dan peralatan yang maksimal;
  2. Investasi untuk kegiatan teaching factory;
  3. Manfaatkan untuk memfasilitasi pengembangan kompetensi siswa bersamaan dengan penyelesaian pekerjan “Production” pada tingkat kualitas terbaik;
  4. Pengawasan atas peralatan dan perlengapan yang sudah tidak efektif untuk kecepatan dan ketelitian proses produksi.

5) Instruktur/Pengajar

Instruktur / pengajar adalah mereka yang memiliki kualifikasi akademis dan juga memiliki pengalaman industri. Dengan demikian mereka mampu mentransformasikan pengetahuan dan “know how” sekaligus men”supervisi” proses untuk dapat menyajikan “finished products on time”.

6) Penilaian Prestasi Belajar

Dalam penilaian prestasi belajar, teaching factory menilai siswa yang berkompeten melalui “penyelesaian produk”. Standar penilaian yang digunakan harus mengacu kepada pabrik yang mengeluarkan komponen / peralatan.

7) Pengakuan Kompetensi

Teaching Factory menilai kompetensi siswa menggunakan National Competency assessment, dimana asesor bersertifikat melakukan observasi pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas pekerjaan di bawah badan standar kompetensi nasional. Guna mendukung program teaching factory maka SMKN 1 Kanor telah menyiapkan berbagai unsur penunjang diantaranya :

Instruktur/guru yang akan mendampingi kegiatan teaching factory adalah guru-guru SMKN 1 Kanor yang telah berserifikat sebagai assesor sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.

Berkenaan dengan teaching factory, SMKN 1 Kanor bersedia bekerjasama dengan SMK-SMK baik negeri maupun swasta di Bojonegoro yang berkeinginan mengembangkan teaching factory dalam proses pembelajaran di SMK, semoga melalui teaching factory ini dapat memberikan bekal siswa SMK supaya mereka dapat menjadi SDM yang berkompeten dalam bidangnya dan pada akhirnya “alumni SMK” dapat terserap oleh dunia usaha dan industri.

Salam SMK Bisa !!!!

FOTO KEGIATAN TEACHING FACTORY SMKN 1 KANOR BOJONEGORO

A. KEGIATAN TEFA 1 

SOSIALISASI TEACHING FOCTORY  OLEH CABANG DINAS DAN PENGAWAS 

B. KEGIATAN TEFA 2

PENYUSUNAN PROGRAM KERJA 

C. KEGIATAN TEFA 3

PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEFA 

D. KEGIATAN TEFA 4

MAGANG DI DUNIA USAHA/DUNIA INDUSTRI 


Selamat Datang di Website SMK Negeri 1 Kanor

Category : Berita Terbaru

Terima kasih telah berkunjung ke website SMK Negeri 1 Kanor. Website ini sebagai salah satu media untuk memberikan informasi tentang SMK Negeri Kanor. Jangan sungkan untuk menghubungi kami jika Anda memiliki pertanyaan maupun kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan agar SMK Negeri 1 Kanor menjadi lebih baik lagi.